Notification

×

Iklan

Iklan

Cuaca Buruk Tingkatkan Risiko Pneumonia pada Anak, Dokter Ingatkan Pola Hidup Sehat

12/11/2025 | 12.26 WIB | 0 Views
Cuaca Buruk Tingkatkan Risiko Pneumonia pada Anak
Jateng Update - Cuaca buruk tingkatkan risiko pneumonia pada anak. Dokter sarankan pola hidup sehat dan gizi seimbang.


Jakarta (JatengUpdate), - Cuaca buruk yang melanda sejumlah wilayah belakangan ini berpotensi meningkatkan risiko penyakit pernapasan pada anak. Kondisi lingkungan yang dingin, lembap, dan basah membuat daya tahan tubuh menurun sehingga anak lebih rentan terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Jika tidak ditangani dengan baik, ISPA dapat berkembang menjadi pneumonia yang membahayakan.


Mekanisme Pertahanan Tubuh Anak


Dokter spesialis anak Darmawan Budi Setyanto, konsultan respirologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa tubuh memiliki mekanisme pertahanan diri melalui saluran cerna, kulit, dan saluran napas. Namun, cuaca buruk dapat menurunkan kemampuan pertahanan tersebut.


“Pada keadaan cuaca yang tidak bagus, hujan, dingin, apalagi di daerah yang terkena bencana banjir misalnya, suasana lingkungan seperti itu akan sangat menurunkan kemampuan daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah terjadi ISPA,” jelasnya.


Lingkungan Dingin dan Lembap


Musim hujan dengan kondisi dingin dan lembap memberikan beban tambahan bagi tubuh untuk beradaptasi. Hal ini bisa menyebabkan penurunan imunitas dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi kuman maupun virus penyebab penyakit pernapasan. Salah satunya adalah selesma atau flu biasa.


Selesma ditandai dengan gejala batuk, pilek, dan demam akibat penumpukan lendir di hidung dan tenggorokan. Gejala ringan biasanya membaik dalam 2–3 hari setelah tubuh berhasil melawan virus. Namun, jika virus masuk ke paru-paru, kondisi bisa berkembang menjadi pneumonia.


Gejala Pneumonia


Menurut dr. Darmawan, pneumonia biasanya muncul setelah beberapa hari gejala ISPA.


“Itu kejadiannya klasik, biasanya 3–4 hari sebelumnya demam, batuk, pilek. Belum sesak. Nanti hari ke-4 atau ke-5 kemudian jadi sesak. Nah pada hari ke-4 itu terjadi pneumonia,” ujarnya.


Gejala pneumonia meliputi:


  • Sesak napas.
  • Napas cepat.
  • Demam berkelanjutan.
  • Batuk yang semakin parah.


Meski proporsi kasus ISPA yang berkembang menjadi pneumonia relatif kecil, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.


Pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat


Untuk mencegah ISPA dan pneumonia, dr. Darmawan menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, antara lain:


  1. Memakai masker saat cuaca buruk atau di lingkungan berisiko.
  2. Mencuci tangan dengan sabun secara rutin.
  3. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
  4. Nutrisi yang baik menjadi kunci menjaga ketahanan tubuh anak.


“Dari proteinnya terpenuhi, sayurnya, buahnya. Anak-anak kan suka susah di situ. Nah kalau itu sudah terpenuhi, dengan sendirinya vitamin dan mineralnya juga cukup,” katanya.


Ia menambahkan, vitamin tambahan boleh diberikan, tetapi jangan sampai ada anggapan bahwa minum vitamin membuat anak kebal terhadap penyakit.


Cuaca buruk memang tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya terhadap kesehatan anak dapat diminimalisir dengan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi seimbang. Orang tua diimbau untuk lebih waspada terhadap gejala ISPA pada anak, terutama jika berlanjut menjadi sesak napas. Pencegahan tetap menjadi langkah terbaik agar anak terhindar dari pneumonia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update