Notification

×

Iklan

Iklan

Kanker Payudara dan Kanker Serviks Masih Menghantui Perempuan Indonesia

12/14/2025 | 08.00 WIB | 0 Views
Waspada Kanker Payudara dan Serviks, Perempuan Harus Deteksi Dini
Jateng Update - Kanker payudara dan serviks masih mengancam perempuan. Deteksi dini dan vaksin HPV jadi kunci pencegahan.


Jateng Update, - Kanker payudara dan kanker serviks masih menjadi momok bagi perempuan di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh The Global Cancer Observatory tahun 2020, pertambahan kasus baru kanker payudara mencapai 30,8 persen, sementara kanker serviks sebesar 17,2 persen. Kedua jenis kanker ini menempati posisi teratas penyebab kematian perempuan akibat kanker. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah penting karena jika ditemukan pada stadium awal, peluang kesembuhan cukup tinggi.


Kanker Payudara: Ancaman Nyata bagi Perempuan


Menurut American Cancer Society, kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan tidak terkendali dan penyebaran sel abnormal yang dapat mengakibatkan kematian. Di Indonesia, kanker payudara menempati peringkat kedua setelah kanker serviks. Data menunjukkan terdapat 23.140 kasus baru kanker payudara setiap tahun, dengan mayoritas pasien datang dalam stadium lanjut.


Faktor Risiko Kanker Payudara


Faktor risiko kanker payudara terbagi menjadi dua, yaitu yang bisa dikontrol dan yang tidak.

Faktor risiko yang tidak bisa dikontrol:


  • Mutasi genetik, terutama BRCA1 dan BRCA2.
  • Riwayat kanker dalam keluarga.
  • Paparan radiasi di dada sebelum usia 30 tahun.
  • Riwayat menstruasi terlalu dini (<12 tahun) atau menopause terlambat (>55 tahun).
  • Jaringan payudara yang terlalu padat sehingga menyulitkan deteksi tumor melalui mamografi.


Faktor risiko yang bisa dikontrol:


  • Aktivitas fisik: olahraga minimal 30 menit sehari terbukti menurunkan insiden kanker payudara.
  • Indeks massa tubuh: menjaga berat badan normal dapat mengurangi risiko.
  • Konsumsi alkohol: minum alkohol 6–10 gelas per minggu meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Terapi penggantian hormon: penggunaan estrogen dan progesteron saat menopause dapat meningkatkan risiko.
  • Riwayat reproduksi: risiko meningkat jika tidak menyusui, memiliki anak setelah usia 30 tahun, atau tidak memiliki anak sama sekali.


Deteksi Dini Kanker Payudara


Deteksi dini menjadi kunci utama. Salah satu cara sederhana adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Pemeriksaan dilakukan pada hari kedua atau ketiga setelah selesai haid. Caranya:


  • Berdiri di depan cermin dengan dada terbuka, amati perubahan bentuk atau tekstur kulit.
  • Raba payudara secara menyeluruh dengan lembut.
  • Waspadai adanya benjolan, kulit mengerut, perubahan warna, puting masuk ke dalam, atau keluarnya cairan dari puting.


Jika ditemukan tanda mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter. Pada stadium lanjut, kanker payudara ditandai dengan massa tumor yang semakin besar, luka yang tidak sembuh, serta penyebaran sel kanker ke ketiak, paru-paru, hati, tulang, bahkan otak.


Perawatan Kanker Payudara


Perawatan kanker payudara bergantung pada ukuran tumor, jenis kanker (invasif atau in situ), serta ada tidaknya metastasis. Opsi perawatan meliputi:

  • Pembedahan atau operasi.
  • Radioterapi.
  • Kemoterapi.
  • Terapi hormonal.
  • Terapi target.


Kanker Serviks: Ancaman yang Bisa Dicegah


Selain kanker payudara, kanker serviks juga menjadi ancaman serius. Data menunjukkan sekitar 88 perempuan Indonesia didiagnosis kanker serviks setiap harinya, dan penyakit ini merenggut dua nyawa setiap jam. Kanker serviks paling banyak dialami perempuan usia 36–55 tahun, yang masih berada dalam usia produktif. Sayangnya, lebih dari 70 persen pasien datang dalam stadium lanjut, terutama stadium 3B.


Faktor Risiko Kanker Serviks


Menurut dr. Grace Valentine, faktor risiko kanker serviks meliputi:

  • Riwayat kanker serviks dalam keluarga.
  • Infeksi Human Papillomavirus (HPV).
  • Riwayat penyakit kelamin.
  • Usia di atas 40 tahun.
  • Aktivitas seksual di usia muda.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Memiliki banyak anak dengan jarak kelahiran pendek.
  • Higiene seksual yang buruk.
  • Kebiasaan merokok.


Namun, 90 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Tipe HPV yang paling berbahaya adalah tipe 16 dan 18, yang berkontribusi pada 70 persen kasus kanker serviks di seluruh dunia.


Gejala Kanker Serviks


Gejala yang sering muncul antara lain:

  • Spotting atau keluar flek.
  • Pendarahan setelah berhubungan seksual (post-coital bleeding).
  • Keputihan lama dengan bau tidak sedap.
  • Nyeri pada perut bawah.


Karena perjalanan penyakit kanker serviks berlangsung lama (3–17 tahun hingga menjadi kanker), deteksi dini sangat penting.


Pencegahan Kanker Serviks


Kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dicegah. Langkah pencegahan meliputi:


  • Pencegahan primer dengan vaksinasi HPV
  • Vaksin HPV dapat diberikan pada perempuan usia 10–45 tahun.
  • Usia 10–13 tahun cukup dua dosis (bulan ke-0 dan ke-6).
  • Usia 13 tahun ke atas perlu tiga dosis.
  • Vaksin lebih efektif jika diberikan sebelum perempuan aktif secara seksual.
  • Pencegahan sekunder dengan pemeriksaan rutin
  • Pap smear.
  • IVA test (Inspeksi Visual Asam Asetat). Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi lesi pra-kanker di leher rahim.


Pentingnya Edukasi dan Kesadaran


Webinar bertema “Stronger Together Against Cancer” yang digelar RS Pondok Indah Group pada Hari Kartini menjadi salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat. Edukasi mengenai faktor risiko, deteksi dini, serta pencegahan kanker payudara dan serviks harus terus digencarkan.

Perempuan diimbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri, melakukan pemeriksaan rutin, serta menjaga gaya hidup sehat. Dengan langkah preventif yang tepat, angka kejadian kanker payudara dan serviks dapat ditekan, sehingga kualitas hidup perempuan Indonesia semakin baik.


Kanker payudara dan kanker serviks masih menjadi ancaman besar bagi perempuan Indonesia. Namun, dengan deteksi dini, gaya hidup sehat, serta vaksinasi HPV, risiko dapat diminimalisir. Kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan menjadi kunci utama dalam melawan dua jenis kanker ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update