![]() |
| Jateng Update- Patient Safety dalam Keperawatan Anak: Konsep, Prinsip, dan Implementasi |
Jateng Update, - Keselamatan pasien atau patient safety merupakan aspek fundamental dalam pelayanan kesehatan, termasuk dalam keperawatan anak. Anak sebagai kelompok rentan membutuhkan perhatian khusus karena organ tubuhnya belum berfungsi optimal. Oleh karena itu, tenaga kesehatan, khususnya perawat, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan pasien anak selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Konsep Patient Safety
Menurut Pasal 43 Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009, keselamatan pasien adalah proses di rumah sakit yang memberikan pelayanan secara aman. Proses ini mencakup pengkajian risiko, identifikasi, manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dari insiden, serta penerapan solusi untuk mengurangi dan meminimalisir timbulnya risiko.
Insiden keselamatan pasien dapat berupa kesalahan medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), maupun nyaris terjadi (near miss). Institute of Medicine (IOM) mendefinisikan patient safety sebagai layanan yang bebas dari cedera akibat kecelakaan. Dengan demikian, layanan yang mengandung unsur kesalahan namun tidak mencederai pasien masih dapat ditolerir, meski implementasi di lapangan jauh lebih kompleks dibanding definisinya.
Orang yang Terlibat dalam Patient Safety
Pelayanan kesehatan di rumah sakit melibatkan banyak tenaga, mulai dari tenaga medis, penunjang medis, tenaga keperawatan, hingga tenaga kesehatan lainnya. Semua pihak memiliki peran dalam menjaga keselamatan pasien.
Menurut Kementerian Kesehatan, keselamatan pasien rumah sakit adalah sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman. Tujuan utamanya adalah mencegah dan mengurangi insiden keselamatan pasien. Perilaku perawat yang tidak menjaga keselamatan dapat memperburuk kondisi pasien, terutama jika gagal mengenali tanda klinis penting.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus melibatkan aspek kognitif, afektif, dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien mengacu pada Joint Commission International (JCI) serta Permenkes No.1691/Menkes/Per/VII/2011 yang menetapkan enam sasaran keselamatan pasien, salah satunya adalah identifikasi pasien secara benar.
Patient Safety dalam Keperawatan Anak
Anak merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap penyakit karena sistem tubuhnya belum matang. Ketika anak menjadi pasien, orang tua mempercayakan tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan terbaik. Oleh karena itu, tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab besar terhadap pengobatan dan perawatan pasien anak, termasuk aspek keamanan.
Menurut Miller, patient safety dalam keperawatan anak bukan hanya berfokus pada pencegahan kecelakaan umum, tetapi juga pada upaya mencegah cedera yang disebabkan langsung oleh pelayanan kesehatan. Kesalahan pemberian obat, salah identifikasi pasien, hingga infeksi nosokomial adalah risiko yang harus diantisipasi.
Prinsip Patient Safety dalam Keperawatan Anak
Untuk mencapai asuhan keperawatan anak yang berkualitas, terdapat beberapa prinsip utama yang harus dipegang:
- Leadership Kepemimpinan memegang peranan penting dalam perubahan. Tanpa kepemimpinan, perubahan tidak akan tercapai. Pemimpin bertanggung jawab terhadap keamanan pasien dengan menempatkan keselamatan sebagai prioritas organisasi.
- Sistem Pelaporan Sistem pelaporan insiden harus berorientasi pada sistem, bukan individu. Pelaporan yang efektif harus bersifat tanpa hukuman, rahasia, independen, dan disertai analisis ahli serta umpan balik teratur.
- Problem Solving Penyelesaian masalah harus melibatkan staf yang paling dekat dengan pasien. Perawat yang berhadapan langsung dengan pasien dapat mengidentifikasi risiko selama asuhan keperawatan. Dengan melibatkan mereka, tanggung jawab terhadap keselamatan pasien menjadi lebih kuat.
- Standar Perilaku yang Jelas Standar perilaku mencakup saling menghargai, komunikasi terbuka, dan tanggung jawab bersama. Kebijakan tertulis diperlukan untuk mendukung konsistensi praktik dan memperjelas isu-isu keselamatan.
Patient Safety pada Anak Berdasarkan Tahap Perkembangan
1. Newborn and Infant
Bayi memiliki sistem tubuh yang belum matang sehingga sangat rentan terhadap bahaya seperti terbakar, jatuh, atau trauma lainnya. Perawat harus memastikan lingkungan aman, mencegah bayi memasukkan benda berbahaya ke mulut, serta memberikan pengawasan ketat.
2. Toddler and Preschooler
Pada usia ini, sistem muskuloskeletal dan neurologis anak belum sempurna. Risiko jatuh, terbakar, atau cedera fisik lainnya cukup tinggi. Perawat harus mampu meminimalkan bahaya dengan pengawasan, edukasi kepada orang tua, serta penataan lingkungan yang aman.
3. School Age and Adolescent
Anak usia sekolah dan remaja sudah mengalami kematangan fisiologis, namun mulai melakukan aktivitas baru yang berisiko. Bahaya fisik seperti kecelakaan olahraga atau cedera akibat eksplorasi lingkungan dapat terjadi. Dukungan keluarga dan perawat sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan mereka.
Implementasi Patient Safety di Rumah Sakit Anak
Beberapa rumah sakit anak telah membentuk tim safety action yang melibatkan pemberi pelayanan langsung kepada pasien. Tim ini bertugas mengidentifikasi risiko, melaporkan insiden, serta memberikan solusi untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Implementasi patient safety juga mencakup:
- Edukasi kepada orang tua mengenai risiko dan cara pencegahan.
- Penggunaan teknologi untuk identifikasi pasien secara benar.
- Penerapan protokol pemberian obat yang ketat.
- Pengawasan terhadap kebersihan lingkungan untuk mencegah infeksi nosokomial.
Patient safety dalam keperawatan anak adalah aspek krusial yang tidak dapat diabaikan. Anak sebagai kelompok rentan membutuhkan perlindungan ekstra dari tenaga kesehatan. Dengan menerapkan prinsip kepemimpinan, sistem pelaporan, problem solving, dan standar perilaku yang jelas, keselamatan pasien anak dapat terjamin.
Perawat memiliki peran sentral dalam menjaga keselamatan pasien anak, mulai dari bayi hingga remaja. Implementasi patient safety yang konsisten akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mengurangi risiko insiden, serta memberikan rasa aman bagi pasien dan keluarga.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar