![]() |
| Jateng Update - Program MBG di Brebes dirapel saat ujian semester, siswa hanya dapat sekali jatah makan. |
Brebes (JatengUpdate), - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang biasanya rutin diberikan setiap hari kepada siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, mengalami perubahan pola distribusi selama ujian semester. Sejak pekan lalu, siswa hanya menerima jatah makan sekali dalam sepekan. Kebijakan ini menimbulkan keluhan dari wali murid yang merasa anak-anak mereka pulang sekolah dalam kondisi lapar.
Pola Distribusi MBG Berubah
Sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak mengirim makanan setiap hari sejak ujian semester dimulai pada Senin (1/12/2025). Salah satunya adalah SPPG Taman Siswa Kecamatan Brebes, yang menyalurkan MBG ke tujuh sekolah.
- Senin (1/12) hingga Rabu (3/12): tidak ada pengiriman menu.
- Kamis (4/12): siswa menerima jatah berupa roti tawar porsi jumbo, susu 1 liter per orang, kacang, dan buah pir.
Kepala SPPG Taman Siswa, Habib Al Jaddir, menjelaskan bahwa pihaknya sengaja merapel pembagian makanan karena sekolah sedang ujian dan class meeting.
“Itu tidak mandek, siswa tetap dapat MBG hanya dirapel. Kita sudah ada koordinasi antara SPPG dengan pihak sekolah dikarenakan sekolah pada ujian dan class meeting. Kemudian dirapel agar bugdetnya pun memadai dalam menu yang sesuai AKG,” ujarnya.
Alasan Administratif
Selain alasan teknis ujian, Habib menambahkan bahwa menjelang akhir tahun pihaknya harus membuat laporan pertanggungjawaban kepada Badan Gizi Nasional (BGN).
“BGN akhir tahun ini ada tutup buku pertanggungjawaban semuanya, jadi harus laporan kita real dengan mengikuti kondisi di lapangan masing-masing sekolah,” jelasnya.
Keluhan Wali Murid
Kebijakan merapel MBG menuai keluhan dari sejumlah wali murid.
- Maidah, wali murid SMKN 1 Brebes, mengaku sebelumnya anaknya selalu mendapat jatah makan sehingga tidak perlu diberi uang saku tambahan. Namun selama ujian, anaknya hanya menerima sekali jatah makan pada Kamis lalu.
“Sejak ujian, Senin sampai Rabu nggak dapat, Kamis dapat. Jumat tidak, Senin sampai hari ini juga tidak. Biasanya kalau dapat jatah, tidak perlu kasih uang makan, tapi karena mandek, ya kasih tambahan uang saku,” katanya.
- Suciati, wali murid SMAN 3 Brebes, juga menyampaikan keluhan serupa.
“Sejak ujian 10 hari lalu, anak saya tampak sangat lapar sepulang sekolah. Kok berhenti, kenapa tidak tiap hari,” tegasnya.
Dampak ke Siswa
Perubahan pola distribusi MBG membuat sebagian siswa harus kembali membawa bekal atau menerima tambahan uang saku dari orang tua. Padahal, program MBG dirancang untuk meringankan beban keluarga sekaligus memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi seimbang setiap hari.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa siswa tidak mendapatkan nutrisi cukup selama ujian, yang justru membutuhkan energi lebih untuk konsentrasi belajar.
Program MBG di Brebes yang dirapel selama ujian semester menimbulkan pro dan kontra. Pihak SPPG beralasan kebijakan ini diambil karena ujian dan kebutuhan laporan akhir tahun, sementara wali murid menilai anak-anak mereka menjadi korban karena tidak mendapat jatah makan setiap hari.
Ke depan, koordinasi lebih intensif antara sekolah, SPPG, dan pemerintah daerah diperlukan agar distribusi MBG tetap berjalan lancar meski ada ujian atau kegiatan khusus. Dengan begitu, tujuan utama program untuk mendukung gizi siswa tidak terhambat oleh faktor teknis maupun administratif.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar