Notification

×

Iklan

Iklan

Wagub Jateng Dorong Pesantren Jadi Ruang Aman dan Ramah Anak

12/13/2025 | 03.00 WIB | 0 Views
Wagub Jateng Taj Yasin Sampaikan Pesantren Ramah Anak di Demak
Jateng Update - Wagub Jateng Dorong Pesantren Jadi Ruang Aman dan Ramah Anak


DEMAK, Jateng Update – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan pentingnya perlindungan anak di lingkungan pendidikan, khususnya pondok pesantren. Menurutnya, isu kekerasan terhadap santri tidak bisa lagi dianggap sepele, mengingat masih ditemukannya puluhan kasus perundungan dan tekanan mental dalam beberapa tahun terakhir.


Pesantren Harus Jadi Ruang Aman


Dalam acara halaqah bertema Pesantren Aman, Nyaman, dan Ramah Anak di Pondok Pesantren Girikesumo, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jumat (12/12/2025), Taj Yasin menyampaikan bahwa bentuk kekerasan tidak selalu fisik.


“Yang paling tinggi justru bullying dan tekanan mental. Ini menimbulkan ketidakpercayaan anak-anak didik kita untuk tumbuh dan menjadi pemimpin,” ujarnya.


Sejak 2019 hingga 2025, tercatat ada puluhan kasus kekerasan di lingkungan pesantren. Namun angka tersebut diyakini belum sepenuhnya mencerminkan kondisi sebenarnya, karena banyak santri enggan melaporkan kasus yang mereka alami.


“Sering kali santri berasumsi, kalau mereka bicara, harus menjaga nama pesantren dan kiai, sehingga tidak berani menyampaikan,” tambahnya.


Pentingnya Sistem Pengasuhan dan Pengawasan


Menurut Taj Yasin, pesantren sejatinya merupakan lembaga pendidikan inklusif yang harus menjadi ruang aman bagi seluruh santri, termasuk mereka yang menghadapi persoalan psikologis.


Ia menyoroti pola senioritas di pesantren yang kerap menimbulkan tekanan. Penugasan santri senior sebagai pengurus memang bagian dari pendidikan, namun perlu pendampingan agar tidak berubah menjadi bentuk kekerasan.


“Pemberian ta’zir (hukuman) harus bersifat mendidik,” tegasnya.


Dukungan Kementerian Agama Jateng


Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Fatkhurronji, menambahkan bahwa mewujudkan pesantren ramah anak membutuhkan sistem dan jejaring yang saling terhubung.


“Pesantren yang aman dan nyaman tidak cukup dilihat dari sisi fisik. Harus ada kenyamanan dalam proses pendidikan, dengan jejaring antara pengasuh, orang tua, santri, masyarakat, serta dukungan pemerintah,” jelasnya.


Komitmen Bersama


Halaqah tersebut menjadi ruang penguatan komitmen para ustaz dan ustazah untuk menciptakan lingkungan pesantren yang aman, nyaman, dan ramah anak. Selain itu, tetap dijaga nilai-nilai keilmuan dan akhlakul karimah sebagai ciri khas pesantren.


Dengan adanya dorongan dari pemerintah daerah dan dukungan Kementerian Agama, diharapkan pesantren di Jawa Tengah semakin mampu menjadi ruang pendidikan yang melindungi santri dari segala bentuk kekerasan, sekaligus menumbuhkan generasi berakhlak mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update